Indovoices.com –Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan tempat pengelolaan sampah dengan sistem refuse derived fuel (RDF) di Cilacap, Jawa Tengah. Dengan sistem tersebut, sampah akan diolah menjadi bahan bakar briket sebagai energi alternatif pengganti batu bara.
Dengan kalori 3.000 setara batubara, briket diyakini mampu menjadi bahan bakar pembangkit listrik skala daerah. “Ini bisa digunakan sebagai (pembangkit) listrik untuk kepentingan (daerah) dia sendiri (Jawa Tengah),” tutur Luhut dalam peresmian RDF di Jawa Tengah.
Luhut mengatakan pengelolaan sampah dengan sistem RDF tidak hanya berhenti dibangun di Cilacap. Pihaknya berencana memperluas pembangunan tersebut ke 34 titik di seluruh Indonesia. Rencana ini pun bakal segera diusulkan kepada Presiden Joko Widodo alias Jokowi agar segera terlaksana pada akhir 2020.
Menurut Luhut, investasi pembangunan RDF di masing-masing titik bisa ditekan hingga Rp 70-80 miliar dengan memanfaatkan teknologi dalam negeri. Karena itu, dia meminta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) segera membuat rancangannya dalam sepekan ke depan.
“Saya minta dari BPPT karena Presiden tekankan betul semua yang bisa dibuat dalam negeri harus dibuat dalam negeri. Jadi Indonesia kalau bisa jangan impor,” katanya. Apalagi pada masa Covid-19, Luhut mengatakan bahwa penyerapan anggaran harus dioptimalkan di dalam negeri untuk membantu konsumsi masyarakat.
Proses pengolahan sampah menjadi briket memerlukan waktu sekitar 41 hari. Briket tersebut dijual dengan harga Rp 300 ribu per ton (US$ 20) untuk industri atau lebih murah dari batubara yang harga jualnya berkisar US$ 40-50 per ton. (msn)