Indovoices.com –Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim konsep reklamasi Ancol berbeda dengan reklamasi 17 pulau pada masa Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Reklamasi Ancol disebut bertujuan mencegah banjir.
“Yang terjadi ini berbeda dengan reklamasi yang alhamdulillah sudah kita hentikan dan menjadi janji kita pada masa kampanye itu,” kata Anies dalam video Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.
Ia memaparkan salah satu penyebab banjir Jakarta yakni pendangkalan atau sedimentasi waduk dan sungai. Kejadian alami tersebut dialami 13 sungai dan lebih dari 30 waduk di Ibu Kota.
Untuk itu, sungai dan waduk dikeruk terus-menerus. Lumpur hasil kerukan diletakkan di kawasan Ancol. Proses ini sudah berlangsung selama 11 tahun dan menghasilkan 3,4 juta meter kubik lumpur.
“Nah, lumpur ini kemudian dimanfaatkan untuk pengembangan kawasan Ancol. Jadi ini adalah sebuah kegiatan untuk melindungi warga Jakarta dari bencana banjir,” simpul dia.
Hal ini, kata dia, berbeda dengan proyek reklamasi 17 pulau yang membentuk daratan untuk tujuan komersial oleh pihak swasta. Dia menyebut ada unsur menabrak analisis dampak lingkungan hidup (amdal) dan hilangnya hajat hidup nelayan pada proyek reklamasi 17 pulau.
Masalah ini muncul lantaran sebagian pulau reklamasi berhadapan dengan perkampungan nelayan, misalnya di Kamal Muara dan di Muara Angke. Pulau juga dekat dengan Cengkareng Drain dan muara Sungai Angke yang mengganggu aliran sungai ke laut lepas.
“Jadi bukan membantu mengendalikan banjir, tapi malah berpotensi menghasilkan banjir,” simpul Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menekankan secara teknis, perluasan daratan Ancol memang reklamasi. Namun, ia menolak bila proyek itu disamakan dengan tujuan dan bagian dari reklamasi 17 pulau.
“Tapi beda sebabnya, beda maksudnya, beda caranya, beda pemanfaatannya dengan kegiatan yang selama ini tentang, yaitu reklamasi 17 pulau atau pantai itu,” tekan dia.(msn)