Indovoices.com –Instruksi new normal atau adaptasi kebiasaan baru di Jawa Tengah telah disiapkan. Namun, penerapannya tetap berpedoman pada kurva kasus COVID-19 di setiap daerah. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan, instruksi tersebut sebagai pedoman memulai normal baru.
“Kita sekarang menyiapkan satu proses bagaimana konteks kemarin bencana non-alam, maka sekarang pemulihan, bahasa populernya itulah normal baru (new normal). Tapi yang dibutuhkan normanya dulu. Sudah saya tanda tangani (instruksi) mudah-mudahan nanti bisa dibagi ke seluruh kabupaten/kota sehingga sektornya nanti bisa menyesuaikan,” kata Ganjar di kantornya.
Menurutnya, bisa diterapkan suatu daerah, dengan menyesuaikan epidemiologi daerah itu apakah zona hijau, kuning, atau merah.
“Kalau merah tidak boleh, kuning siap-siap, hijau silahkan. Di Kabupaten Kota ada gugus tugas maka komunikasi dengan bupati/wali kota menjadi penting. Termasuk persiapan backupseandainya skenario tidak bagus maka kembali ke posisi semula. Bahasa Pak Presiden jangan sampai ada gelombang kedua,” jelasnya.
Di sisi lain, Ganjar menegaskan bila daerah yang notabene masih dalam grafik yang tinggi maka tidak boleh memikirkan penerapan new normal.
“Lihat perkembangan, misal Semarang harus lebih ketat lagi, Temanggung lebih ketat lagi, jangan ngomong normal baru dulu, kita bicara bereskan soal grafik tidak naik dulu,” katanya.
Ganjar membenarkan bahwa ada daerah-daerah yang mengalami penurunan terkait COVID-19. Daerah seperti Kebumen, Kota Tegal dan Rembang itu memang sudah melandai.
“Tapi kalau bisa tidak hanya melandai, melainkan sampai melantai. Dan ini harus konsisten selama 14 hari tidak ada penambahan. Kalau itu terjadi, monggo saja (new normal),” ucapnya.
Sementara itu, menanggapi deklarasi new normal Kabupaten Kebumen, Ganjar menyebutnya sebagai keputusan yang terburu-buru.
“Ini mesti saya sampaikan, kalau ada mau normal baru, itu bukan hari ini nol terus normal baru. Minimal 14 hari konsisten apa tidak, kita tunggu selama masa itu. Kalau konsisten boleh (normal baru). Lebih ideal lagi kita tunggu sebulan,” katanya.
Tidak adanya kasus corona di suatu daerah ,lanjut Ganjar, pasti membuat semuanya senang. Ia tidak mempermasalahkan adanya perayaan terkait prestasi itu.
“Tapi ojo kesusu (jangan buru-buru), saya khawatir normal baru itu diterjemahkan seperti kejadian tidak ada COVID-19. Saya saja tadi ngecek Pasar Mangkang Semarang contohnya, di sana ya suasananya sama saja seperti tidak terjadi apa-apa. Ini kan bahaya,” tegasnya.(msn)