Indovoices.com –Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pembentukan yayasan dana bantuan untuk krisis virus corona.
Yayasan WHO ini akan memanfaatkan sumber-sumber pendanaan baru, yang dapat membantu pendanaan WHO di saat mereka berada di garda terdepan menangani pandemi Covid-19.
Saat mengumumkan pembentukan Yayasan WHO ini pada briefingvirtual, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus membantah ini dilakukan terkait “masalah pendanaan baru-baru ini.”
Ia mengaku rencananya sudah digodok selama bertahun-tahun ke belakang, demikian yang diwartakan Channel News Asia.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengancam akan mengentikan pendanaan sepenuhnya dari AS untuk WHO, seiring kritiknya yang menuding WHO sebagai China-sentris.
AS sendiri adalah donatur dana terbesar WHO.
Dalam surat kepada Tedros pekan lalu, Trump mengultimatum WHO untuk berbenah dalam 30 hari.
Di konferensi pers Tedros mengatakan, WHO telah “berkali-kali” memperingatkan tentang pandemi ini dalam beberapa tahun terakhir.
Negara-negara telah mengakui kesenjangan mereka dalam memerangi pandemi, tetapi pembiayaan belum terwujud, katanya.
“Membiayai rencana ini, dan memastikan bahwa negara-negara siap untuk berjuang, tidak hanya untuk menyelesaikan yang sekarang, tetapi untuk persiapan epidemi berikutnya, yang mungkin terjadi karena kita masih rentan,” tambahnya.
Tedros bulan ini mengatakan, anggaran tahunan WHO sekitar 2,3 miliar dollar AS (Rp 34 triliun) dan itu “sangat, sangat kecil” untuk lembaga global.
Ia menggambarkan jumlah dana itu setara dengan anggaran dana rumah sakit menengah di negara maju.
Tedros juga mengatakan sumber pendanaan tidak menentu.
Yayasan WHO didirikan sebagai entitas pemberi dana hibah independen, yang akan mendukung mereka untuk mengatasi tantangan kesehatan dunia, dengan mengumpulkan dana baru dari “sumber-sumber non-tradisional”.
Pendirinya, Thomas Zeltner, adalah mantan pejabat tinggi Departemen Kesehatan Swiss.
Kepada Reuters ia mengatakan, dirinya berharap ada sumbangan dari individu-individu berpenghasilan tinggi, serta perusahaan dan masyarakat umum.
Pada briefing yang sama Rabu kemarin, kepala program kedaruratan WHO Mike Ryan sekaligus menegaskan induk kesehatan dunia tersebut menyarankan tidak menggunakan hidroksiklorokuin untuk mengobati Covid-19.
Obat malaria itu kabarnya sempat dikonsumsi Donald Trump setiap hari.(msn)