Indovoices.com-Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak mengungkapkan, masuknya nama dia dalam daftar penerima bantuan sosial (bansos) merupakan bukti bahwa data yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak betul-betul valid atau main asal comot.
Data tersebut bahkan tak melibatkan pengurus RT dan RW yang seharusnya lebih tahu kondisi masyarakat.
Padahal, bansos tersebut diperuntukkan bagi warga miskin dan warga rentan miskin yang terdampak Covid-19.
“Di sini lah kelihatan sekali bahwa tidak melibatkan RT dan RW. Main comot saja itu kelihatan. Karena RT dan RW saya kan kenal sama saya,” ucap Johnny saat dihubungi.
Johnny sendiri terdata sebagai penerima bansos di Kelurahan Lagoa, Koja, Jakarta Utara.
Politisi PDI-Perjuangan ini pun mengaku sudah menolak bansos tersebut dan disampaikan langsung kepada pengurus RT.
“Saya sudah tolak. Jangan saya dong. Bahkan saya bilang kasih masukkan ke pihak berkompeten supaya data yang masuk kita kita yang enggak layak ini jangan menerima juga, kuncinya itu,” kata dia.
Diketahui, dalam Keputusan Gubernur Nomor 386 Tahun 2020 Tentang Penerima Bantuan Sosial Bagi Penduduk yang Rentan Terdampak Covid-19 Dalam Pemenuhan Kebutuhan Pokok Selama Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta pendistribusian bansos akan diberikan kepada 1.194.633 kepala keluarga.
Jumlah ini berbeda dengan yang pernah disebutkan Anies sebelumnya yakni sebanyak 1,25 juta KK yang bakal menerima bansos.
Paket bantuan yang diberikan berisi bahan pangan pokok yaitu beras lima kilogram satu karung, sarden dua kaleng kecil, minyak goreng 0,9 liter satu pouch, biskuit dua bungkus, serta masker kain dua pcs, sabun mandi dua batang, dan tidak ada pemberian berupa uang tunai.(msn)