Indovoices.com-Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mencemaskan utang jatuh tempo PT Garuda Indonesia Tbk di tahun ini yang mencapai sebesar USD500 juta. Kecemasan tersebut muncul lantaran maskapai Garuda menjadi perusahaan pelat merah yang paling terdampak terhadap pelemahan rupiah yang amat drastis akibat dihantam covid-19.
Ia mengatakan utang tersebut akan jatuh tempo pada Juni 2020. “Utang-utang BUMN yang jatuh tempo, Garuda yang terberat yaitu ada USD500 juta yang akan jatuh tempo,” kata Erick, dalam virtual rapat kerja dengan Komisi VI DPR.
Erick mengatakan hal ini diperparah lantaran saat ini di seluruh dunia industri penerbangan sedang kolaps karena banyak penerbangan tidak beroperasi di tengah pandemi korona. Meskipun Garuda saat ini masih terbang, namun terjadi penurunan frekuensi dan penumpang yang drastis sehingga memengaruhi sisi keuangan.
“Karena sekarang ditutup semua (pintu kedatangan) sudah tentu menjadi cashflow-nya sangat negatif,” jelas Erick.
Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan terjadi penurunan frekuensi di masa pandemi covid-19. Misalnya Jakarta ke Surabaya yang setiap hari ada enam penerbangan menjadi empat. Namun dia menambahkan, terkadang ada kenaikan tapi sangat dinamis.
“Penurunan frekuensinya 40 persen,” tutur Irfan.
Dirinya tidak menampik jika hal ini berpengaruh terhadap kondisi keuangan Garuda. Namun dirinya enggan mengungkap kondisi keuangan lebih jauh, termasuk mengenai kebutuhan suntikan dana dari pemerintah untuk perseroan sebagai stimulus agar tidak kolaps karena ditinggal penumpang.
Ia menyatakan saat ini Garuda mencoba untuk terus melakukan upaya semaksimal mungkin guna menjaga keberlangsungan bisnisnya. “Kita lakukan yang bisa kita lakukan dulu ya,” pungkas Irfan. (msn)