Indovoices.com-Pemerintahan Jokowi menganjurkan semua kita menghindari kerumunan. Hal itu disampikan pemerintah untuk memutus atau menghentikan pandemi Virus Corona (COVID 19).
Bagaimana gerja menyikapi anjuran pemerintah itu?. Persekutuan Gereja di Indonesia (PGI) yang dipimpin Pdt. Gomar Gultom sangat baik. PGI menyuarakan agar momentum ini kita gunakan untuk mendekatkan anggota keluarga yang selama ini agak hilang. Inilah momentum.bagi kita untul mempererat atau menghangatkan keluarga kita sebagai umat Tuhan. Kira-kira demikian himbauan pendeta yang selama ini aktif di pergerakan sosial politik dan pelayanan gerejaNya. Kita sangat menyambut suara penggembalaan PGI itu.
Salah satu gereja paling siap menyambut surat penggembalaan PGI itu adalah Gereja Kristen Indonesia. Jemaat diminta beribadah dari rumah atau mengikuti live streaming. Kelihatan sekali GKI selama ini bertumbuh dan bersekutu dengan baik. Hampir tidak ada perdebatan internal GKI mengimplementasikan surat penggembalaan PGI yang sesuai dengan anjuran pemerintahan Jokowi.
Tatkala ada kontraversi apakah bisa beribadah tanpa hadir di gereja atau beribadah di rumah atau dengan live streaming, muncul pertanyaan.
Apakah Tuhan marah jika kita beribadah di rumah atau live streaming?. Apakah iman kita hilang atau terganggu dengan beribadah di rumah atau dengan live streaming?.
Keteladanan apa yang kita berikan dengan kita mendukung anjuran pemerintah jika kita menolak?. Bukankah kita harus memberikan kontribusi yang terbaik untuk bersama pemerintah menghentikan COVID 19?.
Jika kita tidak mau memberi teladan ketika negara lagi sulit bahkan ketika terjadi tragedi, untuk apa kita beriman?. Bukankah yang dibutuhkan dunia ini keteladanan diri kita pengikut Yesus?. Kata kunci pengikut Yesus adalah keteladanan dalam kondisi apapun. Terutama dalam kondisi yang teramat sulit seperti sekarang ini.
Negara membutuhkan keteladanan kita. Negara meminta kita untuk memghindari kerumunan. Karena itu, kitalah yang terdepan untuk memberi kontribusi.
Ketika kita tidak mengikutinya, maka kita telah menjadi batu sandungan. Yesus meminta kita teladan bagi dunia bukan batu sandungan.
Dengan keteladanan kita, Yesus dipermuliakan. Dan, ketika kita batu sandungan maka Yesus kita permalukan. Tidak hanya mempermalukan, tetapi kita membawa resiko yang teramat tinggi bahkan menjerumuskan jemaat ke jurang yang amat dalam. Kondisi yang kita hadapi adalah tragedi. Karena kita kita harus teladan Tuhan Yesus untuk bersikap. Kita dukung program pemerintah dan surat penggembalaan PGI. Kita berdoa agar Tuhan menolong semua kita keluar dari pandemi COVID 19 ini. (gurgurmanurung)