Indovoices.com-Salah satu peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kebudayaan tahun 2020, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Budaya dan Olahraga Kabupaten Klaten, Sri Nugroho, antusias menanggapi arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) terkait perencanaan perjalanan bagi wisatawan. Ia mengatakan, daerahnya telah melakukan berbagai kegiatan dalam memajukan budaya.
”Dari sisi kekayaan alam, sebelah timur daerah Mbayat berbatasan dengan Gunung Kidul yang akan kami bangun untuk destinasi wisata. Waduk Sidoguro mirip dengan Singapura. Dari sisi ekonomi, potensi keramik, UMKM, dan masih banyak keunikan lainnya bisa digali,” katanya pada Rakornas Bidang Kebudayaan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Nugroho mengungkapkan, generasi muda di Kabupaten Klaten memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap budaya tradisional. Kegiatan seperti Sarasehan, Pertunjukkan Wayang, dan Kirab Budaya selalu ramai penonton. Menyadari hal ini, pihaknya menggagas kegiatan secara periodik. Selain untuk menampilkan potensi budaya unggul di tengah masyarakat, acara tersebut juga sebagai sarana bertukar pikiran antara seluruh penikmat seni untuk memajukan budaya.
“Sarasehan itu sasarannya per kecamatan, ada 401 lurah/desa. Sementara untuk Wayang, kami lakukan di 26 kecamatan setiap bulan. Bekerja sama dengan dewan kesenian, kami bentuk dewan kesenian di tingkat kabupaten maupun di tingkat kecamatan,” kata Nugroho.
Nugroho menjelaskan, sarasehan yang diselenggarakan berbentuk dialog budaya yang melibatkan tokoh masyarakat, seniman, dewan kesenian, serta tokoh masyarakat di kecamatan tersebut. Sepanjang tahun 2020, sudah tiga kecamatan yang melakukan sarasehan yaitu Klaten Utara, Wedi, dan Klaten Tengah. “Dalam Sarasehan, kami juga mengidentifikasi perkembangan budaya di kecamatan tertentu. Output-nya tidak hanya menghasilkan data normatif tapi data riil karena kami juga memeriksa data fisiknya,” kata dia.
Nugroho menyadari koordinasi dan gotong royong dalam memajukan budaya sangat penting. Ia mendukung pernyataan Mendikbud bahwa nilai gotong royong sebagai salah satu budaya bangsa juga harus dimaknai oleh seluruh penggiat budaya. Tanpa kerja sama dan nurani yang ikhlas akan sia-sia, ucapnya.
“Kita harus bareng-bareng antar pemerintah dan masyarakat. Sinergi budaya di masa mendatang harus terwujud supaya ada kesinambungan antara program pemerintah pusat, provinsi hingga ke tingkat kabupaten. Contohnya dari sisi anggaran. Anggaran yang memadai dan berasal dari pusat maupun daerah akan dapat mengangkat potensi budaya lebih optimal sehingga program pemajuan budaya bisa terserap ke desa-desa lebih baik.” Katanya.
Di akhir perbincangan, Nugroho berharap adanya komitmen antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam mengangkat potensi budaya. Supaya budaya tidak hanya bernilai positif bagi pembangunan ekonomi di kabupaten namun juga dapat menjadi memperkuat karakter SDM unggul di masa depan. (Kemendikbud)