Indovoices.com-Direktur Utama (Dirut) Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Rahayu Puspasari menyatakan bahwa kantor LMAN yang baru yaitu gedung Dhanadyaksa Hutama di Menteng, Jakarta merupakan showcase dari transformasi cita-cita LMAN menjadi kantor digital (digital office), yang sekaligus ramah lingkungan (green) juga kolaboratif.
“Dhanadyaksa Hutama Office, kantor bertema collaborative co-working space adalah bagian dari portofolio LMAN. Kami mencoba mengkombinasikan suatu digital office, dimana mekanisme bekerja kita sudah serba digital, termasuk booking ruangan, booking supir, office otomation. Kemudian juga konsep green. Lantai 3, lantai 4 kita desain tanpa listrik di siang hari, kemudian promote bakar kalori, dan ramah, karena kantor ini kolaboratif,” paparnya pada acara Dialogue Kita bersama awak media di kantor LMAN, Jakarta.
Dalam melaksanakan fungsi optimalisasi aset negara, Gedung Dhanadyaksa Hutama juga merupakan salah satu aset kelolaan LMAN. Gedung ini merupakan gedung ex Bank BTPN yang kemudian dijadikan gedung arsip Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Lalu, setelah gedung arsip DJKN rampung, LMAN diserahi tugas untuk meningkatkan fungsi dari aset gedung berusia lebih dari 25 tahun ini menjadi lebih bernilai tambah menjadi gedung perkantoran yang bernilai sewa Rp8 miliar pertahun. Saat ini, gedung LMAN cost-sharing dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Contoh kelolaan aset LMAN lainnya antara lain Puskesmas Caringin yang juga memiliki manfaat sosial dikerjasamakan dengan Pemerintah Daerah (Pemda), Wisma Aset Negara ex. Pertamina yang diubah menjadi co-working space yang mendorong ekonomi kreatif Bandung, Ruko Taman Kedoya mendukung ekspor produk industri manufaktur, aset kilang Bontang yang menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp612 miliar di tahun 2019, dan PNBP kilang Arun sebesar Rp120 miliar di tahun 2019.
Sebagai informasi, saat ini, LMAN memiliki pendanaan lahan sebesar Rp90 triliun, nilai total kelolaan aset LMAN sebesar Rp29,2 triliun yang terdiri dari aset properti sebesar Rp748 miliar dan aset kilang Bontang dan Arun sebesar Rp28 triliun. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dihasilkan tahun 2019 (tahun berjalan) sebesar Rp720 miliar. (kemenkeu)