Indovoices.com-OPEC dan negara-negara sekutu penghasil minyak lainnya masih bekerja sama dengan baik dan memiliki opsi untuk mencoba menyeimbangkan kembali pasar minyak mentah global. Sejauh ini, OPEC dan sekutu terus mengupayakan agar harga minyak bisa kembali ke level yang tinggi seperti dulu usai jatuh di bawah level USD100 per barel.
“Kami berkomunikasi satu sama lain, kami menggunakan setiap kesempatan untuk berbicara satu sama lain,” kata Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, kepada awak media, di konferensi ICCUS, Riyadh.
“Kami tidak kehabisan ide, kami belum kehilangan komunikasi dan selalu ada cara yang baik untuk berkomunikasi melalui panggilan konferensi dan teknologi sangat membantu,” tambahnya.
Komentarnya muncul di tengah spekulasi bahwa ada ketegangan dalam aliansi, yang dikenal sebagai OPEC+, tentang apakah akan memangkas produksi minyak lebih lanjut atau tidak. Harga terus dibebani oleh pasokan yang cukup dan penurunan permintaan termasuk kekhawatiran seputar virus corona dan dampaknya terhadap ekonomi global.
Abdulaziz bersikeras negara-negara produsen dalam aliansi berkomunikasi secara baik. Adapun OPEC dan sekutunya non-OPEC, yang dipimpin oleh Rusia, akan bertemu di Wina pada 5-6 Maret. Akan tetapi ada ketidakpastian apakah seluruh kelompok akan setuju untuk memangkas produksi minyak kolektif mereka lebih lanjut, apalagi ada rumor Rusia masih ragu-ragu.
Komite teknis OPEC+ bertemu pada awal Februari untuk membahas kemungkinan penurunan produksi minyak, tetapi pertemuan berakhir tanpa rekomendasi yang solid. Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan Rusia belum membuat keputusan tentang pemotongan lebih lanjut dan Rusia terus membahas masalah ini dengan mitra OPEC.
Pangeran Abdulaziz mengatakan pernyataan itu menunjukkan bahwa Novak tetap terlibat secara positif.” “Saya yakin akan kemitraan kami sebagai OPEC+. Saya yakin bahwa semua orang di OPEC+ adalah produsen yang bertanggung jawab dan responsif,” pungkasnya. (msn)