• Tentang
  • Kerja Sama
  • Hubungi Kami
Minggu, 3 Agustus 2025
  • Login
No Result
View All Result
Advertising
indovoices.com
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
  • Umum
    Sinergi Membatasi Ruang Gerak Pelaku Judi Online

    Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

    Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Panggil Aku Ojing Saja

    Panggil Aku Ojing Saja

  • Internasional
    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    BI Salurkan Rp 101,4 Miliar Untuk Penanganan Covid-19

    China akan Balas Rencana Australia Selidiki Sumber Corona

    Perang Dagang Memanas, Apa Dampaknya ke BNI?

    Mau Masuk Bursa, Airbnb Punya Aset Tembus Rp 42 T

    WeWork Kabarnya Bakal PHK 15.000 Karyawan?

    Berharta Rp 527 T, Jack Ma Alibaba Ternyata Pernah Bangkrut

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

  • Politik
  • Ekonomi
    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Poin-poin Penjelasan Sri Mulyani Soal PPN Sembako

    Akhirnya, Sri Mulyani buka suara soal tax amnesty jilid II

    Airlangga Minta Masyarakat Tidak Panik, PPKM Jawa-Bali Bukan Pengetatan Aktivitas Masyarakat

    Pemerintah sebut realisasi anggaran PEN capai hampir 25%

    Airlangga Sebut Penanganan Covid Hingga 2022

    Indonesia mencoba bertahan dari tiga kiris besar yang melanda

    • Finansial
  • Business
    • Investasi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Saya Jembatan Generasi Muda dan Pemerintahan

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Merdeka Belajar Dirancang untuk Prioritaskan Kebutuhan Pelajar

    Kemendikbud Luncurkan Program Digitalisasi Sekolah

    Kasus Covid-19 Tetap Tinggi Hingga Juli, Sekolah Tatap Muka Batal

    Strategi Risma Agar Bansos Tunai Tak Dikorupsi

    Tangani Masalah Kemiskinan, Menteri Sosial Gandeng Mahasiswa Seluruh Indonesia

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Pak Jokowi Bertanya kepada Nadiem: Apa yang Telah Dilakukan Mas Menteri?

  • Olahraga
  • Anti Hoax

    SEANDAINYA SAYA GUDBERNUR ANIES

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
        • Humor
          KKP Minta Semua Pihak Bersabar Tunggu Kajian Benih Lobster

          Nilai 22 Boks Benih Lobster yang Bakal Diselundupkan ke Singapura Sekitar Rp 7,2 Miliar

          Fakta Baru soal Kebakaran Dahsyat di Kejaksaan Agung

          Pegawai Kejagung Hingga Pihak Perusahaan Pengadaan Minyak Lobi Tersangka Baru Kebakaran Kejagung

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          Preman Demo VS Hari Raya

          Preman Demo VS Hari Raya

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
  • Umum
    Sinergi Membatasi Ruang Gerak Pelaku Judi Online

    Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

    Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Panggil Aku Ojing Saja

    Panggil Aku Ojing Saja

  • Internasional
    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    BI Salurkan Rp 101,4 Miliar Untuk Penanganan Covid-19

    China akan Balas Rencana Australia Selidiki Sumber Corona

    Perang Dagang Memanas, Apa Dampaknya ke BNI?

    Mau Masuk Bursa, Airbnb Punya Aset Tembus Rp 42 T

    WeWork Kabarnya Bakal PHK 15.000 Karyawan?

    Berharta Rp 527 T, Jack Ma Alibaba Ternyata Pernah Bangkrut

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

  • Politik
  • Ekonomi
    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Poin-poin Penjelasan Sri Mulyani Soal PPN Sembako

    Akhirnya, Sri Mulyani buka suara soal tax amnesty jilid II

    Airlangga Minta Masyarakat Tidak Panik, PPKM Jawa-Bali Bukan Pengetatan Aktivitas Masyarakat

    Pemerintah sebut realisasi anggaran PEN capai hampir 25%

    Airlangga Sebut Penanganan Covid Hingga 2022

    Indonesia mencoba bertahan dari tiga kiris besar yang melanda

    • Finansial
  • Business
    • Investasi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Saya Jembatan Generasi Muda dan Pemerintahan

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Merdeka Belajar Dirancang untuk Prioritaskan Kebutuhan Pelajar

    Kemendikbud Luncurkan Program Digitalisasi Sekolah

    Kasus Covid-19 Tetap Tinggi Hingga Juli, Sekolah Tatap Muka Batal

    Strategi Risma Agar Bansos Tunai Tak Dikorupsi

    Tangani Masalah Kemiskinan, Menteri Sosial Gandeng Mahasiswa Seluruh Indonesia

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Pak Jokowi Bertanya kepada Nadiem: Apa yang Telah Dilakukan Mas Menteri?

  • Olahraga
  • Anti Hoax

    SEANDAINYA SAYA GUDBERNUR ANIES

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
        • Humor
          KKP Minta Semua Pihak Bersabar Tunggu Kajian Benih Lobster

          Nilai 22 Boks Benih Lobster yang Bakal Diselundupkan ke Singapura Sekitar Rp 7,2 Miliar

          Fakta Baru soal Kebakaran Dahsyat di Kejaksaan Agung

          Pegawai Kejagung Hingga Pihak Perusahaan Pengadaan Minyak Lobi Tersangka Baru Kebakaran Kejagung

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          Preman Demo VS Hari Raya

          Preman Demo VS Hari Raya

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education
No Result
View All Result
indovoices.com
No Result
View All Result
Home Umum

KAPITALISME MENJADI IBU KANDUNG DEMOKRASI DAN KEBEBASAN

by Denny J.A
31 Januari 2020
in Umum
Reading Time: 4 mins read
A A
0
KAPITALISME MENJADI IBU KANDUNG DEMOKRASI DAN KEBEBASAN
0
SHARES
89
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

KAPITALISME MENJADI IBU KANDUNG
DEMOKRASI DAN KEBEBASAN

RelatedPosts

Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

Denny JA Tentang Masa Depan Kebebasan (8)

(Esai ini mengedit seperlunya tulisan asli yang dimuat Facebook Esoterika-Islamika, yang diasuh AE Priyono)

Tidak semua negara yang kaya berubah menjadi negara demokratis. Tidak semua negara yang menegakkan demokrasi berhasil melahirkan kebebasan. Ibarat taman bunga agar tetap indah dan asri, demokrasi dan kebebasan memerlukan iklim dan tukang kebun yang merawatnya.

Demokrasi dan kebebasan memerlukan hadirnya kelas menengah yang kuat. Sistem itu membutuhkan hadirnya civil society yang tangguh. Kelas menengah dan civil society adalah anak kandung Kapitalisme.

Studi statistik yang paling komprehensif mengenai hubungan antara kekuatan ekonomi suatu bangsa dan kelangsungan sistem demokratiknya pernah dikerjakan oleh Adam Przeworsksi dan Fernando Limongi (1997). Mereka melakukan studi mengenai berbagai rezim di seluruh dunia antara 1950-1990.

Mereka menemukan rumus bahwa di negara di mana pendapatan per kapitanya di bawah $ (AS) 1.500, maka rezim demokratis itu hanya akan memiliki harapan hidup selama 8 tahun. Setelah itu demokrasi akan padam.

Dengan per kapita $ 1.500 hingga $ 3.000, rata-rata masa hidup rezim demokrasi adalah 18 tahun. Dan di atas $ 6.000, demokrasi akan menjadi sangat kuat bertahan. Pada kelompok terakhir ini hanya ada 1 di antara 500 negara yang demokrasinya bakal mati.

Sekarang ini, negeri-negeri demokratis mapan memiliki rata-rata pendapatan per kapita sebesar $ 9.000. Jika digabung, masa hidup mereka sudah mencapai 736 tahun. Tidak ada satupun pada kelompok ini yang demokrasinya mati.

Sebaliknya dari 69 rezim demokratik yang jumlah pendapatan per kapitanya lebih rendah, 39 di antaranya menjadi rezim demokratis yang gagal – tingkat kematiannya 56%.

Hanya dengan pendapatan per kapita antara $ 3.000 hingga $ 6.000, negara itu memasuki zona transisi demokrasi yang aman.

Periode transisi menuju demokrasi dipastikan akan mulus dan sukses jika sebuah negara sudah berada pada tahap pendapatan per kapita antara $ 3.000 hingga $ 6.000. Inilah zona transisi yang juga pernah ditempuh oleh negara-negara demokrasi Barat.

Pada tahun 1820 rata-rata pendapatan per kapita negara-negara Eropa berkisar pada angka $ 1.700. Itulah tahun ketika mereka menapakkan langkah pertama menuju demokrasi.

Lima puluh tahun kemudian, pada 1870, pendapatan per kapita mereka naik menjadi $ 2.700. Pada 1913, naik lagi menjadi $ 4.800. Perang Dunia I membuat mereka bangkrut lagi. Kemiskinan membuat negara-negara Eropa jatuh ke dalam cengkeraman fasisme dan komunisme.

Baru setelah 1945, ketika pendapatan per kapita Eropa mencapai rata-rata sekitar $ 6.000, mereka benar-benar bisa memasuki zona transisi menuju demokrasi yang stabil.

Negara-negara Eropa Selatan dan Eropa Timur mengalami perlambatan demokratik karena lambat mencapai zona aman demokratisasi.

Spanyol, Yunani, dan Portugal mengalami perlambatan proses demokratisasi selama sekitar 30an tahun dibandingkan negara-negara Eropa Barat. Pencapaian pendapatan per kapita di zona aman, di negara itu baru dicapai pada tahun 1970an.

Itu juga berlaku untuk Polandia, Czeko, dan Hungaria. Aneka negara itu mencapai zona aman itu pada akhir 1980an, bersamaan dengan runtuhnya Uni Sovyet. Jadi negara itu lebih lambat 40an tahun dibandingkan negara-negara Eropa Barat.

Mereka yang masih berada di bawah pendapatan per kapita $ 6.000 pada 1990an, seperti Romania dan Albania, lebih lambat lagi proses demokratisasinya.

***

Jika sebuah rezim otokratik tumbang dan rakyatnya berjuang menegakkan demokrasi, apa yang membuatnya bertahan?

Secara historis jawaban tunggal atas pertanyaan itu adalah: kekayaan. Mengapa kekayaan penting bagi kebebasan?

Proses pembangunan ekonomi selalu membuktikan munculnya dua elemen penting yang sangat krusial bagi demokrasi.

Pertama, pembangunan ekonomi membuat salah satu segmen masyarakat terpacu untuk menjadi independen dari negara. Mereka adalah sektor bisnis privat dan kelas borjuasi pada umumnya. Inilah kelas menengah. Inilah kelompok yang melahirkan civil society.

Kedua, baik kelas menengah dan civil society memaksa negara berlaku fair dan bertindak berdasarkan hukum. Ini menciptakan kultur konstitusi. Dari sini rule of law tumbuh.

Liberalisasi ekonomi menciptakan borjuasi dan masyarakat sipil yang kuat. Bersama mereka melahirkan demokrasi liberal.

Proses liberalisasi ekonomi menuju demokrasi liberal adalah proses sejarah Barat yang terus bisa diulangi di negara-negara lain.

Seperti yang terjadi di Barat, proses liberalisasi ekonomi biasanya membuat kaum otokrat di mana pun tak sadar bahwa situasi sedang berubah. Dengan meruyaknya proses modernisasi akibat pertumbuhan ekonomi, kekuasaan kaum otokrat itu tidak bisa dipertahankan. Sudah ada sektor-sektor lain yang siap menggantikannya.

Pembangunan ekonomi memberi jalan bagi meluasnya kelas menengah terpelajar.

Semua jenis diktator menginginkan pertumbuhan ekonomi. Tapi sesungguhnya mereka membuat kesalahan serius ketika mengembangkannya. Jalan itu adalah jalan bunuh diri bagi mereka, sekaligus jalan bagi terciptanya para pembangkang.

Pembangunan ekonomi melahirkan apa yang disebut “infrastuktur pluralistik.” Proses ini menciptakan tumbuhnya masyarakat sipil yang makin sadar bahwa mereka berada hidup di bawah cengkeraman kekuasaan yang menindas. Ini menciptakan liberalisasi politik.

Kekuasaan tak lagi tunggal di tangan seorang diktator. Kekuasaan lama kelamaan menjadi plural, karena munculnya beragam oposisi.

***

Hanya pertumbuhan ekonomi kapitalis yang bisa menciptakan demokrasi liberal.

Pada dan di dalam dirinya sendiri, uang tidak bisa menciptakan kebebasan. Uang hanya menghasilkan kekayaan. Tapi tidak semua kekayaan menciptakan kebebasan.

Iran sangat kaya pada tahun 1970an. Begitu juga Arab Saudi, Venzuela, dan negara-negara penghasil minyak lainnya. Dengan kekayaan itu, negara-negara penghasil minyak memodernisasi negerinya. Negeri-negeri itu membangun gedung-gedung tinggi, rumah sakit mewah, mengimpor mobil, membangun televisi, pabrik-pabrik, dll.

Tapi karena rakyatnya tetap bodoh, tidak berpendidikan dan tidak berketrampilan, maka yang mengoperasikan sarana-sarana publik modern itu adalah pekerja asing. Pemerintahannya tetap otokratik, tetap melakukan penindasan kepada warganya. Kekayaan tidak serta merta menghasilkan kebebasan.

Hanya pembangunan ala kapitalis yang membuat negara-negara mengalami demokratisasi. Ini diakui sendiri oleh Karl Marx, ketika dia mengatakan bahwa kapitalisme menghasilkan demokrasi borjuis.

Kaptalisme menciptakan kelas pengusaha yang memiliki karakter independen, dan karena itu secara alamiah akan tumbuh menjadi oposisi bagi semua jenis kekuasaan otokratik-diktatorial-despotik.

Hanya kekayaan yang dihasilkan oleh kelas pengusaha kapitalis yang secara otentik bisa menghasilkan demokrasi liberal.

Negara-negara dengan sumber daya alam yang melimpah justru berkorelasi dengan kegagalan ekonomi.

Makin kaya suatu negara dengan sumber alam – mineral, pertanian, cadangan minyak – makin lambat pertumbuhan ekonominya. Arab Saudi dan Nigeria adalah contohnya.

Sebaliknya negara-negara yang hampir tidak memiliki kekayaan alam – negeri-negeri seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan – tumbuh pesat ekonominya.

Sementara negara-negara dengan sumber kekayaan alam yang cukup – seperti di Eropa Barat – memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang sedang.

Pengecualiannya adalah Chili, Malaysia, dan Amerika. Ketiga negara itu memiliki kekayaan alam yang besar, tapi juga memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan perkembangan politik yang sehat.

Mengapa kekayaan bawaan seringkali menjadi kutukan?

Ini karena kekayaan itu membuat mereka merintangi pembangunan institusi-institusi modern di sektor politik, hukum, dan birokrasi. Dengan desain kelembagaan seadaanya, pemerintahan mereka tetap bisa menarik pajak penduduknya yang kaya karena mengandalkan kekayaan alamnya.

Sebaliknya, banyak negeri yang sumber alamnya sangat sedikit atau tidak tidak ada, mengharuskan pemerintahnya memikirkan bagaimana menghasilkan kekayaan.

Itu sebabnya mereka menciptakan harus fasilitas ekonomi dan politik agar penduduknya terpacu untuk berusaha maksimal tanpa hambatan. Mereka juga mampu menghasilkan kekayaan. Dengan cara itu, aneka pemerintahan itu menarik pajak.

Demokrasi dan kebebasan tak akan lahir dan bertahan kokoh hanya bersandarkan niat baik pemimpin. Demokrasi dan kebebasan memerlukan pejuang. Mereka adalah kelas menengah dan civil society. Hanya dalam iklim demokrasi, kelas menengah dan civil society hidup sehat dan tumbuh.

Kapitalisme yang melahirkan kelas menengah dan civil society. Kapitalisme yang melahirkan para pejuang demokrasi itu.***

(Bersambung)

Link: https://www.facebook.com/322283467867809/posts/2645067612256038/?d=n

Denny J.A

Denny J.A

Related Posts

Sinergi Membatasi Ruang Gerak Pelaku Judi Online

Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

by infonesia
6 Juni 2025
0

indovoices.com - Sistem judi online dirancang sedemikian rupa untuk membuat pemain kalah. Korban tidak hanya mengalami kerugian materi, tetapi juga terjebak...

Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

by Dahono Prasetyo
30 Desember 2021
0

Seorang warga Jatikarya Bekasi yang merupakan salah satu ahli waris lahan terkena proyek Tol Cibitung-Cimanggis, akhirnya menulis surat kepada Presiden...

Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

by Dahono Prasetyo
3 Desember 2021
0

Pembangunan ekonomi yang massive di era pemerintahan Presiden Jokowi patut di apresiasi. Target Indonesia  menjadi 10 besar negara maju pada...

Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

by Dahono Prasetyo
22 November 2021
0

Seorang pejabat dinas Kabupaten Sumedang berinisial AS diduga melakukan penipuan kepada sejumlah investor dari Jakarta dan Bandung. Modus yang dilakukannya...

Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

by Dahono Prasetyo
4 November 2021
0

Tanggal 5-7 November Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) melaksanakan hajatan organisasi bertajuk Konggres Persatuan dan Kesatuan Kebangkitan Kaum Marhaenis Indonesia. Agenda...

Panggil Aku Ojing Saja

Panggil Aku Ojing Saja

by Dahono Prasetyo
20 Oktober 2021
1

Terlahir dengan nama Yohanes Suparyanto Raharjo. Jalan hidupnya tergolong penuh aneka warna. Meskipun "warna" menjadi orang kaya materi menjadi satu...

Next Post
Investasi Mulai Rp1 Juta, Penawaran SBR009 Telah Dibuka

Ini Tutorial Pemesanan SBR009

Please login to join discussion

Recommended

Presiden Jokowi: Pancasila Jadi Benteng Hadapi Bahaya Ideologi Lain

Presiden Jokowi: Pancasila Jadi Benteng Hadapi Bahaya Ideologi Lain

6 tahun ago
Gempa Bumi Mamasa Magnitudo 5,1 Berasosiasi dengan Sesar Saddang

Gempa Bumi Mamasa Magnitudo 5,1 Berasosiasi dengan Sesar Saddang

7 tahun ago

Popular News

  • 🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tol Laut, Jembatan Ekonomi Maritim Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Become Contributor

indovoices.com membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email redaksi@indovoices.com

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

About Us

indovoices menyajikan berita terbaru politik, ekonomi, bisnis, lifestyle, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Links

Youtube

Newsletter

Masukkan alamat email Anda untuk berlangganan indovoices.com dan menerima pemberitahuan artikel baru melalui email.

Bergabung dengan 1,250 pelanggan lain
  • Beranda
  • Tentang IndoVoices
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Menjadi Penulis
  • Advertising
  • Hubungi Kami

© 2024 indovoices.com

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
  • Umum
  • Internasional
  • Politik
  • Ekonomi
    • Finansial
  • Business
    • Investasi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Anti Hoax
  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education

© 2024 indovoices.com

 

Memuat Komentar...
 

Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.