Kopi, sebuah nama yang tidak asing bagi kita, bahkan banyak yang menjadi penikmat atau pecandu kopi. Sehari saja tanpa secangkir kopi, terasa ada yang kurang. Namun tahukah Anda, asal usul kopi? Sebelum membahas mwngenai kopi lebih lanjut, saya akan menceritakan sekilas sejarah kopi. Sejarah mencatat tanaman kopi berasal dari Abyssinia, nama daerah lawas di Afrika yang saat ini mencakup wilayah negara Etiopia dan Eritrea. Namun tidak banyak diketahui bagaimana orang-orang Abyssinia memanfaatkan tanaman kopi. Kopi dipopulerkan sebagai minuman penyegar oleh orang-orang Arab dan biji kopi menjadi komoditas komersial setelah dibawa oleh para pedagang Arab ke Yaman.
Kopi pertama kali masuk ke Indonesia diperkirakan pada tahun 1696 saat Belanda membawa kopi dari Malabar, India, ke Jawa. Mereka membudidayakan tanaman kopi tersebut di Kedawung, sebuah perkebunan yang terletak dekat Batavia. Namun upaya ini gagal kerena tanaman tersebut rusak oleh gempa bumi dan banjir.
Kemudian pembudidayaan tersebut diulangi lagi pada tahun 1699 dengan mendatangkan stek pohon kopi dari Malabar. Pada tahun 1706 sampel kopi yang dihasilkan dari tanaman di Jawa dikirim ke negeri Belanda untuk diteliti di Kebun Raya Amsterdam. Hasilnya sukses besar, kopi yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik. Selanjutnya tanaman kopi ini dijadikan bibit bagi seluruh perkebunan yang dikembangkan di Indonesia. Belanda pun memperluas areal budidaya kopi ke Sumatera, Sulawesi, Bali, Timor dan pulau-pulau lainnya di Indonesia.
Awalnya kopi yang ditanam adalah kopi jenis Arabika, lalu karena terserang hama, diganti dengan kopi liberika yang ditanaman di perkebunan dataran rendah. Di pasar Eropa kopi liberika saat itu dihargai sama dengan arabika. Namun rupanya tanaman kopi liberika juga mengalami hal yang sama, rusak terserang karat daun.
Pada tahun 1907 Belanda mendatangkan spesies lain yakni kopi robusta (Coffea canephora). Usaha kali ini berhasil, hingga saat ini perkebunan-perkebunan kopi robusta yang ada di dataran rendah bisa bertahan.
Pasca kemerdekaan Indonesia tahun 1945, seluruh perkebunan kopi Belanda yang ada di Indonesia di nasionalisasi. Sejak itu Belanda tidak lagi menjadi pemasok kopi dunia.
Di Indonesia sendiri, saat ini sudah banyak tumbuhan kopi dari berbagai varietas yang dikembangkan, setidaknya ada sepuluh sampai 20 jenis lebih yang dikenal oleh masyarakat umum.
Sedangkan dari cara penyajiannya sendiri, dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kopi tradisional dan modern. Kopi tradisional adalah kopi hitam/kopi tubruk yaitu kopi yang disajikan tanpa tambahan apapun, bila ada pun hanya gula. Sedangkan kopi modern disajikan dengan berbagai campuran seperti susu, foam, moka, dan cokelat.
Bagi penikmat kopi sejati, cara meminum kopi, berbeda dengan cara meminum air minum yang langsung teguk. Saat menyeduh kopi, menghirup aroma kopi menjadi kenikmatan tersendiri. Usahakan menyeduhnya dalam air mendidih minimal 70 derajat, sehingga keharuman yang dihasilkan juga maksimal.
Seruputlah kopi dengan perlahan, biarkan mengalir melumuri lidah kita, usahakan kopi yang hendak diseruput baiknya tanpa tambahan apa pun, termasuk gula dan campuran lain agar rasa kopinya tidak terhalang.
Rasakan kekentalannya, asamnya, keseimbangan cita-rasanya sampai sensasi kenikmatan yang muncul setelah itu. Karena kopi punya karakter rasa berbeda dan harus dinikmati. Terkadang ada yang fruity, ada yang rasanya ada unsur kayu manis, rempah, rasa cokelat dan lain-lain.
Meski kopi dapat diminum kapan saja, namun suasana juga sangat berpengaruh terhadap pancaindera kita. Kopi panas akan terasa dua kali lebih nikmat saat kita minum dalam suasana udara yang dingin, apalagi sambil menikmati pisang goreng yang masih panas dan baru selesai digoreng.
Eits.. tolong yang baca, air liurnya dilap dulu. Setelah membaca artikel ini, saya yakin anda pasti ingin langsung mencoba mempraktekkan. Karena cara menikmati kopi seperti yang saya tulis diatas, tidak terbatas hanya pada kopi semata, namun bisa diterapkan untuk minuman lain seperti teh misalnya.
Jadi selamat mencoba!!!