Indovoices.com–– Transfer teknologi. Itulah syarat yang disampaikan Menko Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan kepada para investor. “Transfer teknologi sebagai salah satu syarat berinvestasi di Indonesia, bisa juga menjadi investasi jangka panjang bagi perusahaan,” kata Menko Luhut.
Menurut Luhut menjelaskan syarat investasi yang harus dipenuhi, yaitu penggunaan teknologi mutakhir, melakukan transfer teknologi, melakukan investasi hulu ke hilir hingga dapat memberi nilai tambah, serta kerja sama business to business.
Untuk beberapa daerah mungkin sulit untuk mendapatkan tenaga kerja yang siap pakai seperti di Morowali mereka harus membangun sarana pendidikan di sana, seperti politeknik, pelatihan kejuruan secara bertahap. Sehingga dalam jangka waktu tiga sampai lima tahun karyawan asingnya sudah bisa digantikan oleh mayarakat lokal.
“Jika Anda membangun sarana pendidikan atau membantu pendidikan masyarakat sekitar, mereka akan terus mengingat jasa Anda selamanya. Anda tidak akan pernah tahu, tapi mungkin saja di masa depan merekalah yang akan membantu Anda,” kata Menko Luhut saat menjadi pembicara pada Konferensi Internasional Huayou yang ke empat di kota Tongxiang, provinsi Zhejiang, Cina.
Menurutnya tidak ada ruginya bagi perusahaan untuk berbagi pengetahuan tentang teknologi. “Teknologi terus berkembang, apa yang Anda miliki sekarang mungkin besok akan tergantikan oleh teknologi yang lebih baru,” katanya.
Pada kesempatan ini, Menko Luhut juga menyampaikan beberapa potensi investasi, terutama yang ramah lingkungan kepada para investor. Serta upaya pemerintah dan swasta dalam menemukan mineral baru dan energi alternatif.
Pada penutup pidatonya Menko Luhut mengatakan ia ingin melihat investor asing datang lebih banyak lagi ke Indonesia.
Investasi China
Sebelumnya Menko Luhut berkunjung ke kantor pusat Zhenshi Holding Group di kota Tongxiang, dan diterima oleh pendirinya Zhang Yuqiang. Zhenshi Group merupakan salah satu produsen fiberglass terbesar di dunia.
Kepada Mr. Zhang Menko Luhut menawarkan untuk berinvestasi di area energi hijau, seperti hydropower di Kalimantan atau Papua, misalnya.
“Mengapa energi hijau sangat penting untuk saat ini? Karena gaya hidup inilah yang menjadi pilihan banyak masyarakat dunia saat ini. Investor dari Jepang dan Eropa sudah menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di hydropower ini,” jelas Menko Luhut kepada Mr. Zhang.
Mr. Zhang, yang juga berbisnis di bidang lain seperti hospitality, rumah sakit, mineral, logistik perumahan dan lain-lain mengatakan ia memang sedang mempertimbangkan untuk berinvestasi di Indonesia.
“Kami akan bantu secara maksimal. Tetapi satu hal, jika bantuan yang Anda minta dari kami akan membuat kami merusak alam, kami tidak bisa membantu. Karena tetap menjaga kelestarian alam adalah komitmen kami,” tutup Menko Luhut. (jpp)