Indovoices.com-Sebanyak 1.000 unit rumah tidak layak huni (RTLH) di Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat mendapatkan bantuan bedah rumah dari Kementerian PUPR. Bantuan bedah rumah berupa penyaluran dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) tersebut dilaksanakan secara tersebar di empat kecamatan yakni Pariaman Utara (400 unit), Pariaman Timur (190 unit), Pariaman Selatan (140 unit) dan Pariaman Tengah (270 unit).
“Pada tahun 2019 ini setidaknya ada 1.000 unit rumah tidak layak huni (RTLH) yang mendapatkan bantuan bedah rumah dari Kementerian PUPR,” ujar Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Nursal saat melakukan kunjungan ke lokasi Puncak Peringatan Hari Nusantara di Pantai Gandoriah, Kota Pariaman.
Menurut Nursal, program BSPS dilaksanakan Kementerian PUPR secara tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hal itu dilaksanakan untuk mengurangi jumlah sekaligus meningkatkan kualitas RTLH agar menjadi lebih layak huni.
Pelaksanaan program pembangunan rumah bagi masyarakat di Kota Pariaman, imbuh Nursal, juga merupakan salah satu bentuk dukungan Kementerian PUPR terhadap Peringatan Hari Nusantara yang akan diselenggarakan di Kota Pariaman pada tanggal 14 Desember 2019 yang akan datang. Selain program BSPS, Kementerian PUPR juga telah membangun sebanyak 50 unit rumah khusus bagi para nelayan tidak jauh dari Pantai Gandoriah.
“Bantuan bedah rumah atau BSPS yang kami berikan kepada masyarakat adalah peningkatan kualitas rumah swadaya senilai Rp. 17,5 juta. Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk bahan material bangunan Rp 15 juta dan upah tukang senilai Rp 2,5 juta,” terangnya.
Nursal menambahkan, pada tahun 2019 ini total BSPS yang disalurkan Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 8.686 unit rumah. Jumlah tersebut terdiri dari Program BSPS reguler sebanyak 7.000 unit yang dilaksanakan di 13 Kabupaten/ kota dan National Affordable Housing Program (NAHP) bantuan dari Bank Dunia sebanyak 1.686unit rumah di enam Kabupaten/ Kota.
Sementara itu, salah seorang penghuni rumah khusus bernama Rita menyatakan keluarganya sangat terbantu dengan adanya program rumah khusus nelayan dari Kementerian PUPR. Sebelumnya, dirinya bersama keluarga tinggal mengontrak di rumah dengan kondisi seadanya.
Menurutnya, baru kali ini ada perhatian khusus dari pemerintah terhadap nelayan khususnya untuk tempat tinggal. Suaminya yang bekerja sebagai nelayan yang berangkat jam 12 siang dan kembali pada keesokan harinya untuk mencari ikan dilaut tentinya tidak mudah.
Penghasilan sebagai nelayan yang tidak menentu membuat nelayan yang ada di Kota Pariaman sulit untuk memiliki hunian yang layak. “Dulu kami tinggal dengan mengontrak rumah dan kondisinya ya seadanya. Kamar hanya satu dan biaya sewanya pun cukup tinggi. Sekarang kami bisa tinggal di rumah khusus nelayan dengan nyaman dan didalamnya ada dua kamar, kamar mandi dan rumahnya pun bagus,” katanya. (jpp)