Indovoices.com-Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan Katalog Wisata Kesehatan dan Skenario Perjalanan Wisata Kebugaran.
Kedua buku itu merupakan hasil implementasi kerja sama antara kedua Kementerian tersebut untuk mengembangkan sektor kepariwisataan. Penyusunan Katalog Wisata Kesehatan ada di bawah tanggung jawab Kemenkes, sementara Skenario Perjalanan Wisata Kebugaran di bawah tanggung jawab Kemenparekraf.
Menteri Kesehatan Letjen (Purn) Terawan Agus Putranto menjelaskan Skenario Perjalanan Wisata Kebugaran adalah wisata untuk bisa menikmati suasana nyaman dan bugar. Karena itu, ia mencontohkan, wisata ini bisa seperti spa, wellness center, dan sebagainya.
Sementara Wisata Kesehatan, kata dia, ada dua jenis, pertama, medical travelling yaitu penyediaan fasilitas kesehatan di dekat tempat periwisata. Tujuannya agar wisatawan merasa terjaga dari segi kesehatannya apabila terjadi hal yang tidak diinginkan di tempat wisata.
Kedua, medical tourism, yaitu orang luar negeri datang ke Indonesia untuk berobat. Di tengah waktu berobatnya pasien dan keluarganya bisa sambil berwisata. Tujuan utamanya berobat.
”Ini dikaitkan dengan program dan upaya kesehatan untuk mendukung pariwisata sehingga orang yang mau wisata di Indonesia percaya diri bahwa kalau ada apa-apa (masalah kesehatan) dia tidak khawatir,” katanya usai meluncurkan dua buku wisata kesehatan.
Wisata kesehatan, lanjutnya, dapat dilakukan dengan memperluas penetrasi usaha dengan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara. Caranya dengan menciptakan inovasi agar wisatawan luar negeri dapat mempercayakan kesehatannya di Indonesia. ”Kita juga harus punya kemampuan menarik warga negara sendiri agar tidak ke (negara) yang lain (untuk berobat dan berwisata),” ucapnya.
Terawan menambahkan pembangunan sektor pariwisata merupakan bagian dari sasaran prioritas dalam program presiden. Dalam hal ini, Kemenkes membangun industri tidak hanya obat dan alat kesehatan tapi juga wisata kesehatan.
Menteri Parekraf Wishnutama mengatakan peluncuran 2 buku wisata kesehatan itu berisi fasilitas dan layanan kesehatan di 10 destinasi wisata prioritas di Yogyakarta, Solo, Semarang, Bali dan Jakarta.
”Diharapkan jadi panduan dalam mengembangkan wisata kesehatan. Wisata memang bermacam-macam, ke depannya ada wisata kebugaran. Pemikiran ini harus dikembangkan dan kita harus mendapatkan penawaran yang uniqueness, seperti terapi tradisional,” kata Wishnutama.
Ia menjelaskan strategi pariwisata ke depan adalah from quantity tourism ke quality tourism. Melalui wisata kesehatan ini, menurutnya, bisa mendukung kualitas wisata di Indonesia. ”Ini dibuktikan pada lama tinggal wisatawan dan expanded tinggal di sini (Indonesia),” ucapnya. (jpp)