
Hal ini disampaikan oleh Fifi melalui akun instagramnya pada hari Jumat 17 Agustus 2018 yang lalu.
“Jadi karena vonis pak Ahok 2 tahun, tanggal masuk 9 Mei 2017, maka tanggal bebas murni 24 Januari 2019,”
Nah pertanyaan selanjutnya, apakah Ahok akan melanjutkan karir politiknya? Bila ya, ke partai mana Ahok akan berlabuh?
Beberapa partai sudah menyatakan minatnya untuk menampung Ahok, diantaranya yang sudah terkonfirmasi adalah PKS dan PDIP.
Maaf, saya tertawa karena merasa lucu saja dengan perkataan yang tidak tahu malu tersebut. Harusnya kata bertobat lebih cocok untuk mereka yang menghalalkan ayat dan mayat untuk menjegal Ahok pada pilkada yang lalu.
Sedangkan kabar mengenai PDIP yang berminat menerima Ahok menjadi kadernya berawal dari saran Ahok kepada salah satu stafnya untuk maju sebagai calon legislatif (caleg) di Pileg 2019 dari PDI Perjuangan (PDIP).
“Saya sih sempat bercanda, ‘Bapak nyuruh saya, Bapak juga harus masuk (PDIP) dong,’. Bercandaan aja sih,” ujar Ima, 1 September 2018.
Dan yang patut untuk diketahui, sambung Ima, hubungan Ahok dengan sang Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri layaknya orang tua dan anak. “Bapak (Ahok) sangat menghormati Ibu Mega, mungkin kayak ibunya sendiri,” tandasnya.
Namun demikian, kita dapat menduga beliau akan mendukung siapa, dari pernyataan yang disampaikan oleh Ima. “Kalau Bapak selalu sampaikan ke kita, a friend is always loyal. Kalau dari kita tim BTP sendiri, kita support Pak Jokowi,” ujar Ima.
“Ya itu sudah pasti (ditawarkan masuk partai), tapi segala sesuatu keputusannya tergantung sama Pak Ahok. Artinya Pak Ahok insan politik juga,” kata Wakil Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI, Pantas Nainggolan, Senin 3 September 2018.
Selain PKS dan PDIP, sebenarnya ada satu partai lagi yang saya perkirakan akan menerima Ahok dengan tangan terbuka, yakni PSI.
Bagi saya, ketersediaan partai-partai tersebut untuk menerima Ahok sebagai kadernya menunjukkan bahwa nama Ahok masih merupakan magnet yang cukup kuat berkat sepak terjangnya yang fenomenal selama menjabat sebagai Gubernur DKI. Partai-partai tersebut juga tentu menyadari bila Ahok hanya menjadi korban politik, karena bila benar-benar menista agama, tentu tidak ada partai yang mau menampungnya.
Tidak layak rasanya orang seprofesional Ahok masuk ke partai yang mengaku partai dakwah tapi menghalalkan segala cara untuk mencapai ambisinya dan patut diduga hampir bangkrut. Hal ini mengingat salah satu petinggi partainya bahkan tidak berani makan telur ceplok sangkin kere-nya. Jangan sampai Ahok masuk ke partai itu, lantas bangkrut beneran. Lagi-lagi Ahok yang dijadikan kambing hitam dengan tuduhan penistaan partai. Bagaimana menurut Anda?
Trailer Ahok Gabung PDIP Setelah Bebas Tahun Depan
https://youtu.be/HOYBhE0uo5Q