Site icon indovoices.com

MENGENAL ITALIA LEBIH DEKAT: Holocaust  Memorial  Milan.  

(Foto: Arsip “Holocaust  Memorial  Milan”)

Tempat ini menjadi salah satu sisi kelam sejarah  kota Milan. Tempat dimana  kengerian Holocaust  dimulai  di kota ini. Lokasinya berada Di “peron 21” ( binario 21),  di lantai dasar  Stasiun Sentral Milan ( La stazione Centrale di Milano ). Di jalur kereta yang dipakai untuk mendeportasi ribuan orang Yahudi menuju  kamp – kamp konsentrasi Nazi: Auschwitz – Birkenau, Mauthausen, Bergen-Belsen, Ravensbrück, Flossenbürg , Fossoli dan Bolzano.

Peristiwa ini  terjadi, antara bulan Desember  1943 hingga Januari 1945, atas perintah Nazi yang bekerjasama dengan diktator fasis Benito Mussolini.Binario 21” yang sebelumnya digunakan untuk pengiriman barang dan pos, dipakai untuk  mengangkut orang – orang Yahudi( bersama dengan lawan politik, Gipsi, etnis minoritas) menuju  ke kamp kematian. Dari enam juta orang Yahudi yang terbunuh dalam  Holocaust, 8.000 korban berasal dari Italia.

Pada tanggal 30 Januari 1944, konvoi pertama tahanan Yahudi, berangkat dari binario  21 menuju ke Auschwitz-Birkenau. Dari 605 orang yang dideportasi hari itu, 477 orang dibunuh di kamar gas, 128 lainnya ditempatkan di kamp konsentrasi. Dari jumlah tersebut, hanya 22 orang yang selamat: 14 pria dan 8 wanita. Salah satu yang selamat adalah Liliana Segre (kini berusia 89 tahun, diangkat menjadi senator seumur hidup oleh Presiden Republik  Italia Sergio Mattarella).

(Foto: Arsip “Holocaust  Memorial  Milan”)

Dalam banyak kesempatan, Liliana selalu menceritakan perjalanan hidupnya sampai  berakhir di Auschwitz. Ia berusia 13 tahun saat peristiwa itu terjadi. Setelah 40 hari  di penjara San Vittore Milan, ia bersama dengan 604 orang lainnya (banyak diantara mereka adalah anak – anak dan orang tua), diangkut  ke sebuah truk. Melintasi kota yang sunyi, kemudian menyelinap ke ruang bawah tanah. Dengan sumpah serapah, penghinaan dan pukulan, mereka  didorong dan dipaksa masuk ke dalam gerbong kereta barang.

Tanpa mengetahui  tempat yang akan dituju, kondisi perjalanan mereka pun sangat memprihatinkan. Selama tujuh hari tujuh malam, dalam gerbong tertutup, gelap dan sesak. Ada  50 hingga 80 orang dalam gerbong itu, tanpa kursi dan kamar mandi,   tanpa makan dan minum. Banyak dari mereka  tidak sampai di tempat tujuan. Mereka  mati diperjalanan, karena kelaparan dan kehausan.

Penderitaan mereka berlanjut ketika sampai di Auschwitz. Begitu turun dari kereta, mereka langsung dikelilingi oleh banyak orang. Beberapa tahanan kamp  diperintahkan untuk menyortir koper-koper, beberapa tentara Nazi yang menyortir mereka dan para penjaga lengkap dengan anjing-anjingnya.

(Foto: Arsip “Holocaust  Memorial  Milan”)

Selama berbulan – bulan,  Liliana bersama dengan 700 wanita  lainnya, dipaksa  bekerja di pabrik amunisi. Bekerja siang dan malam, dalam suhu yang dingin membeku.  Berlangsung hingga pertengahan Januari 1945, ketika tentara Soviet mendekati kamp dan ada tanda – tanda Jerman akan kalah. Namun Nazi tak ingin jejak kejahatannya diketahui.

Liliana bersama dengan 60.000 tahanan Auschwitz  dipaksa melakukan “mars kematian”, selama seminggu, berjalan kaki ke kamp Malchow di Jerman. Liliana berada di sana, sampai  pasukan AS menemukan dan menyelamatkan mereka, 1 Mei 1945.  Dari 776 anak-anak Yahudi Italia di bawah usia 14 tahun yang dideportasi ke Auschwitz, hanya 25 anak yang selamat , Liliana Segre salah satunya.

Sebenarnya, orang – orang Yahudi sudah lebih dari dua ribu tahun tinggal di Italia. Mereka adalah  minoritas yang berintegrasi dengan baik di Italia. Sikap antisemit mulai mereka rasakan ketika Benito Mussolini dan Partai Fasis Nasional merebut kekuasaan pada tahun 1922. Diskriminasi terhadap orang – orang Yahudi  Italia pun meningkat, sejak disahkannya hukum rasial tahun 1938.

(Foto: Arsip “Holocaust  Memorial  Milan”)

Tahun itu, pemerintah Fasis Mussolini melarang anak-anak Yahudi untuk bersekolah di sekolah negeri atau swasta. Memerintahkan pemecatan orang Yahudi dari jabatan profesor di semua universitas. Melarang orang Yahudi bekerja, baik di sipil maupun militer, industri, perbankan dan asuransi.

Keadaan buruk ini terus berlangsung sampai 25 Juli 1943, ketika rezim fasis Italia jatuh  dan Benito Mussolini ditahan. Karena kalah dari sekutu ( Inggris – Amerika), bulan September 1943, Italia menandatangani gencatan senjata. Bagian selatan Italia, termasuk  pulau Sisilia dan Sardinia berada di bawah kendali pasukan Sekutu. Namun Italia utara dan tengah, berhasil di kuasai Jerman.

Nazi pun membebaskan Mussolini dari penjara dan  mengangkatnya  menjadi pemimpin boneka Republik Sosial Italia. Sekitar  43.000 orang Yahudi terperangkap di wilayah  yang dikuasai rezim fasis baru, penangkapan dan deportasi Yahudi Italia pun dimulai.  Dari sekitar 50.000 orang Yahudi yang hidup di Italia sebelum September 1943, sekitar 8.000 meninggal selama Holocaust (kebanyakan di Auschwitz), sementara 40.000 orang selamat.

(Foto: Arsip “Holocaust  Memorial  Milan”)

Dan untuk mencegah tragedi seperti “ Holocaust” terjadi lagi, dibangunlah “Holocaust  Memorial  Milan”. Dirancang bukan sebagai museum, tetapi  tempat untuk mengenang, berefleksi dan berdialog tentang perbedaan, supaya  kesalahan di  masa lalu,  tidak  terulang lagi di masa depan. Memiliki luas area 7.060 m², yang tersebar di dua lantai, “Holocaust  Memorial  Milan” diresmikan tanggal  27 Januari 2012.

Di Italia dikenal dengan nama “Memoriale della Shoah”,  terletak di Piazza Edmond J. Safra 1 Milan. Untuk sampai di tempat ini, kita harus keluar dari stasiun sentral Milan, menyusuri jalan  Piazzale Luigi di Savoia, melewati underpass, berjalan lagi  500 meter di  jalan Ferrante Aporti, sampai tiba di pintu gerbang “Holocaust  Memorial  Milan”, tempat binario 21 berada.

Dimulai dari pintu gerbang utama  dan  jalan masuk  kendaraan yang membawa orang yang  akan dideportasi. Kemudian disambut dengan kata “INDIFFERENZA“ yang tertulis di dinding beton. Sebuah kata yang mewakili “ketidakpedulian” orang-orang terhadap apa yang terjadi, yang menyebabkan orang Yahudi menderita.

(Foto: Arsip “Holocaust  Memorial  Milan”)

Tepat di jantung area memorial, ada empat gerbong kereta, tanpa jendela, hanya ada sedikit celah.  Gerbong  yang dipakai orang-orang Yahudi menuju kamp kematian Nazi. Di salah satu sudut, tampak  koper – koper yang disusun sampai ke langit – langit bangunan. Kemudian berbagai photo dan benda kenangan,  milik  mereka yang pergi namun  tak kembali.

Di salah satu dinding, tertulis nama-nama orang yang dideportasi, yang disorot secara bergiliran. Warna putih untuk korban yang tidak kembali, warna kuning untuk korban yang selamat. Area ini dilengkapi juga dengan  ruangan refleksi, ruangan observasi, aula untuk menonton berbagai kesaksian, beberapa video interaktif yang diproyeksikan melalui layar sentuh, ruang perpustakaan dan lain – lain.

Bagi siapapun yang pernah mengunjunginya, Holocaust  Memorial  Milan” adalah tempat yang sangat menyentuh dan menguras emosi. Lebih dari pada itu, tempat ini  juga yang akan mengingatkan kita selalu, jika di sekitar kita, masih banyak orang yang mengalami diskriminasi, hanya karena mereka berbeda dengan kita. Tanpa kita sadari, seringkali kita sendiri adalah pelakunya. Arrivederci…

Trailer “Memoriale della Shoah” Milan:

Sumber : http://www.memorialeshoah.it/

Exit mobile version