Meskipun kehidupan manusia saat ini sudah memasuki era digitalisasi, Alquran tetap sangat relevan menjadi ajaran dan sumber moral dan inspirasi. Alquran adalah hidayah dalam mengarungi gelombang digital disruption.
“Sehingga kita bisa terselamatkan, bisa tetap produktif, bisa tetap kompetitif, dan bisa tetap berprestasi,” ujar Presiden dalam sambutannya pada acara peringatan Nuzulul Quran tahun 1439 H/2018 M tingkat nasional di Istana Negara, Senin, 4 Juni 2018.
Acara sendiri dimulai pukul 20.00 WIB dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran, surat Al Baqarah ayat 185 dan surat An Nahl ayat 90 oleh juara II MTQ Internasional di Iran tahun 2017, Zulaihah.
“Dengan hidayah dari Alquran dan penguasaan teknologi digital, Insyaallah bangsa Indonesia akan mendapatkan kemuliaan, mendapatkan karomah dari Allah SWT dan ditinggikan derajatnya,” lanjutnya.
Menurut Presiden, turunnya Alquran menandai sebuah babak baru dalam sejarah peradaban manusia dan umat Muslim. Dengan turunnya Alquran, lanjutnya, orang-orang bertaqwa mendapat hidayah, mendapat petunjuk, untuk keluar dari fase penuh kegelapan menuju fase yang sangat terang.
Sejak turunnya pertama kali, Presiden menuturkan, Alquran sudah menjadi sumber inpirasi dan pedoman mulia dalam membawa kemajuan kehidupan manusia di muka bumi. Di kalangan ulama dan para akademisi, Alquran telah menjadi sumber inspirasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu, Presiden mengajak agar kita bisa membawa bangsa Indonesia untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut untuk membuktikan bahwa kita benar-benar mengemban perintah Allah SWT untuk memakmurkan kehidupan di dunia.
“Dengan bersumber pada Alquran, marilah kita membangun kemaslahatan, membangun kedamaian, membangun kemajuan dan harmoni di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya.
Selain itu tampak hadir juga para duta besar negara sahabat, anak-anak yatim, dan perwakilan masyarakat.
