Site icon indovoices.com

SURAT TERBUKA: P JOKOWI TOLONGLAH UDARA JAKARTA

 

 

 

Oleh:

Betterthangood Indonesia

 

Selamat berakhir pekan pak Presiden, dimana pun bapak berada kami doakan bapak dalam keadaan sehat, sejahtra dan dalam keadaan bahagia.

Kami paham dan mengerti akhir akhir ini bapak sangat sibuk. Republik ini terlalu luas, persoalannyapun sangat banyak dan bapak berusaha menyelesaikan beribu persoalan itu sebagai wujud tanggung jawab seorang kepala Negara. Terima kasih untuk semua kerja keras bapak Presiden!

Saking banyak nya daerah tertinggal, perlu mendapat perhatian, sehingga barangkali bapak sedikit agak lupa kalau Republik ini punya  ibukota namanya Jakarta.

Bersyukur bapak  tidak lupa, terbukti kalau dalam kunjungan Kenegaraan Putera Mahkota UEA minggu lalu, bapak   memperkenalkan wajah depan Indonesia kepada tamu kehormatan  dengan  membawa Putera Mahkota keliling bundaran Hotel Indonesia sebelum menuju Istana Kepresidenan di Bogor. Bapak  ingin memperlihatkan pesatnya pembangunan Indonesia dalam dua dekade terakhir kepada Putera Mahkota, dan kami bersyukur bapak  tidak membawa sang Putera Mahkota turun di jalan  Pasar Tanah Abang yang semrawut dan sangat Polusi seperti bapak  membawa Presiden Korea Selatan tempo hari. Bisa bisa Indonesia tidak akan mendapatkan rencana Investasi 136 Triliun dari UEA  🙂

Cerita tentang polusi, Jakarta Ibukota Indonesia saat ini  menyandang predikat sebagai kota dengan kualitas udara terburuk. Dilansir AirVisual di situsnya, Minggu (28/7/2019) pukul 06.04 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 195. Artinya kualitas udara di Jakarta tidak sehat.

Kejadian ini bukan baru pertama pak Presiden. Dalam satu bulan  terakhir Jakarta selalu  masuk dalam kelompok kota  besar dengan kualitas udara terburuk di dunia,  sungguh  memprihatinkan! Kami ingat dalam masa masa awal kepemimpinan bapak sebagai presiden , bapak dengan gagah berani berjibaku  ke wilayah   kebakaran hutan untuk memastikan titik titik api terpadamkan. Sebagian wilayah Sumatera nyaris lumpuh dengan asap tebal. Negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia pun complain berat. Namun dengan concern dan kerja keras pak Presiden, TNI/POLRI bersama Pemerintah setempat, semua itu menjadi bagian masa lalu.

Kami tidak tahu siapa yang harus  bertanggung jawab atas semua situasi ini? Barangkali  paling bersalah adalah masyarakat itu sendiri? Buruknya kualitas udara di Ibu Kota dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti jumlah kendaraan, industri, debu jalanan, rumah tangga, pembakaran sampah, pembangunan konstruksi bangunan, dan Pelabuhan Tanjung Priok. Diperparah dengan buruknya design tata ruang dan zonasi Jakarta yang kacau balau. Kehadiran Regulator dengan  regulasi yang jelas  adalah keniscayaan,  amat sangat diperlukan.

Namun yang kami dengar,  Pejabat yang memiliki otoritas menangani masalah ini   baru pada tahap akan menanggulangi, akan mencari  solusinya, akan membelikan alat yang lebih canggih untuk mengukur indeks kualitas udara, akan menanam tanaman lidah mertua untuk mengatasi polusi 🙂  keren banget pak Presiden! Bisa gila kami yang waras ini  pak Presiden !

Dengan semakin buruknya kondisi Jakarta sekarang ini, pilihan pak Presiden memindahkan Ibukota Negara menjadi sangat relevan dan urgen. Jakarta tidak lagi sanggup memikul beban sebagai Ibukota Negara, pusat Pemerintahan sekaligus pusat Perekonomian, Perdagangan  & Jasa Keuangan .

Tapi sebelum Ibukota Negara dipindah, tolonglah pak Presiden udara Jakarta dibuat lebih bersih dan menjadi tempat yang layak bagi warganya untuk tinggal, bukan kah  masih ada 5 tahun lagi kita di Jakarta sebelum benar benar  pindah ke Palangkaraya?

Duh…., maaf Pak Presiden rasanya surat terbuka ini salah alamat 🙂

 

Jakarta, 28 July 2019

Exit mobile version